Jakarta, KARONESIA | Operasi senyap Badan Narkotika Nasional (BNN) RI yang melumpuhkan 11 jaringan narkoba dalam 18 hari bukan hanya mencerminkan efektivitas penindakan, tetapi juga memperlihatkan pentingnya strategi pencegahan dan pendidikan publik.
Kepala BNN RI Komjen Pol Suyudi Ario Seto, Senin (25/9/2025) menegaskan, perang melawan narkoba tidak cukup dengan tindakan represif. Ia menekankan rehabilitasi penyalahguna dan penguatan Desa Bersinar (Bersih Narkoba) sebagai kunci membangun masyarakat sehat. “BNN ingin penyalahguna dipulihkan dan kembali produktif, bukan dijauhi,” ujarnya.
Pendekatan ini sejalan dengan semangat War on Drugs for Humanity. BNN berupaya keras menyeimbangkan antara tegas pada sindikat dan humanis pada korban. Transparansi data, riset, dan analisis intelijen menjadi dasar setiap operasi agar tepat sasaran.
Program Desa Bersinar melibatkan pemerintah daerah, aparat desa, tokoh masyarakat, dan pemuda. Tujuannya membangun benteng pencegahan di akar rumput. Pendekatan berbasis komunitas ini diharapkan mampu memutus rantai peredaran narkoba sebelum masuk ke lingkungan keluarga.
Hasil operasi besar ini menunjukkan bahwa narkoba bukan ancaman abstrak. BNN mencatat lebih dari 1,1 juta jiwa terselamatkan dan kerugian negara Rp130 miliar bisa dicegah. Angka itu menjadi alarm bagi generasi muda tentang bahaya narkotika.
Dengan kombinasi penindakan, rehabilitasi, dan pendidikan masyarakat, BNN ingin membangun sistem ketahanan sosial yang kuat. “Perang melawan narkoba adalah perjuangan kolektif. Tidak ada satu institusi yang bisa melakukannya sendirian,” tegas Suyudi.
Editor: Lingga
© KARONESIA 2025
Link: https://karonesia.com/sosdikbud/desa-bersinar-dan-rehabilitasi-strategi-bnn-perangi-narkoba/
