Pangdam Jaya Ikuti Pemakaman Affan, Tekankan Nilai Kemanusiaan

Jakarta, KARONESIA | Pangdam Jaya Mayjen TNI Deddy Suryadi menghadiri prosesi pemakaman Affan Kurniawan, pengemudi ojek online berusia 21 tahun yang meninggal dalam insiden pasca Aksi Damai pada 28 Agustus malam. Prosesi pemakaman berlangsung di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025), dengan suasana haru yang menyelimuti keluarga dan komunitas ojek online.

Kehadiran Pangdam Jaya tidak sebatas formalitas seremonial. Ia datang langsung untuk menyampaikan duka cita dan empati kepada keluarga almarhum. Dengan mengenakan seragam dinas, Mayjen TNI Deddy Suryadi berdiri di barisan depan, menyalami orang tua Affan dan memberi penghormatan terakhir.

“Atas nama pribadi dan institusi Kodam Jaya, saya menyampaikan duka cita yang mendalam. Kami ikut merasakan kesedihan keluarga. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga diberikan ketabahan,” ucap Pangdam Jaya dengan suara tegas namun penuh empati.

Selain Pangdam Jaya, prosesi pemakaman turut dihadiri Kapolda Metro Jaya, Kapoksahli Pangdam Jaya, perwakilan komunitas ojek online, tokoh masyarakat, serta warga sekitar. Kehadiran unsur TNI-Polri di tengah pemakaman ini memperlihatkan solidaritas negara terhadap warganya, sekaligus menegaskan komitmen aparat menjaga kedekatan dengan masyarakat sipil.

Situasi pemakaman berlangsung tertib, meskipun suasana emosional terlihat jelas dari tangis keluarga dan rekan-rekan Affan. Doa bersama dipanjatkan, sementara beberapa pengemudi ojek online menyampaikan kesan pribadi tentang sosok Affan yang dikenal pekerja keras dan bertanggung jawab.

Kehadiran Pangdam dan Kapolda di tengah keluarga korban memberi pesan lebih luas: negara hadir di momen duka, bukan hanya di ranah keamanan. Empati sosial yang ditunjukkan TNI-Polri di pemakaman ini menjadi simbol bahwa aparat bukan sekadar penegak aturan, melainkan juga bagian dari masyarakat yang ikut merasakan kehilangan.

Dengan demikian, prosesi pemakaman Affan bukan hanya peristiwa keluarga, melainkan juga refleksi hubungan antara aparat, komunitas pekerja informal, dan publik yang menuntut keadilan. Kehadiran pejabat tinggi militer dan kepolisian memperlihatkan dimensi kemanusiaan yang perlu dijaga agar jarak antara negara dan rakyat tidak semakin melebar.

Editor: Lingga
© KARONESIA 2025