Jakarta, KARONESIA | Pasar energi kembali bergejolak. Harga minyak dunia naik setelah Israel melancarkan serangan udara ke Qatar, Selasa (9/9). Rabu pagi (10/9/2025), minyak Brent diperdagangkan di level US$66,91 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) menyentuh US$63,17.
Sehari sebelumnya, Brent masih berada di US$66,39 per barel dan WTI US$62,63. Kenaikan ini menandai respons pasar terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam keputusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Menurutnya, serangan ke Doha tidak membantu upaya perdamaian yang selama ini coba ditempuh AS bersama Qatar. “Pengeboman sepihak di negara sekutu dekat AS tidak akan mempercepat perdamaian,” ujarnya, dikutip AFP.
Qatar membantah telah menerima informasi lebih awal dari Washington. Jubir Kementerian Luar Negeri, Majed al-Ansari, menegaskan panggilan dari pejabat AS baru diterima bersamaan dengan dentuman ledakan di ibu kota.
Meski harga sempat melonjak hampir 2 persen di awal pekan, analis menilai reli ini belum solid. Pasokan minyak global masih longgar, ditambah OPEC+ berencana kembali menaikkan produksi. Namun, risiko tetap terbuka bila Uni Eropa benar-benar memberlakukan tarif tambahan terhadap importir utama minyak Rusia.
Di sisi lain, pasar juga menunggu langkah Federal Reserve. Jika bank sentral AS memangkas suku bunga pekan depan, permintaan energi diperkirakan meningkat. Meski begitu, Energy Information Administration (EIA) tetap mengingatkan potensi pelemahan harga dalam beberapa bulan ke depan.
Dengan situasi geopolitik yang tak menentu, pergerakan harga minyak dipastikan masih penuh kejutan. Pasar global kini menimbang risiko baru dari konflik Israel-Qatar yang bisa menyeret rantai pasok energi internasional.
Editor: Lingga
© KARONESIA 2025
Link: https://karonesia.com/internasional/harga-minyak-dunia-naik-usai-israel-gempur-qatar/
