Insert. Babinsa dan petani mengangkat karung gabah ke truk pengangkut di Trenggalek.
Karonesia.com | Editor: Lingga
Copyright © KARONESIA 2025
Trenggalek (KARONESIA.COM) – Upaya menjaga ketahanan pangan nasional terus dilakukan secara konkret oleh jajaran TNI melalui keterlibatan langsung di tingkat desa. Kamis, (17/04/2025), Babinsa Desa Ngadirenggo, Serka Edy Kuswanto dari Koramil 0806-02/Pogalan, ikut menyetorkan hasil panen gabah ke Gudang Bulog Trenggalek bersama Kelompok Tani Gemah Ripah. Sebanyak 4,5 ton gabah disalurkan dari sawah Dusun Ngrayung ke gudang penyimpanan negara.
Kehadiran Babinsa dalam proses panen dan distribusi gabah mencerminkan sinergi nyata antara pertahanan dan ketahanan pangan. Serka Edy tidak hanya hadir secara simbolis, tetapi aktif mengangkat karung gabah, membantu penimbangan, hingga memastikan komunikasi lancar antara petani dan pihak Bulog. Ia menyatakan komitmennya untuk terus mendampingi petani dalam berbagai fase produksi pangan.
“Kami Babinsa akan terus bersinergi dengan para petani. Ini bukan hanya tentang panen, tapi tentang memastikan hasil kerja keras petani dihargai dan tersalurkan. Petani jangan dibiarkan berjalan sendiri, kita bantu bersama-sama,” ujar Serka Edy sambil memindahkan gabah ke atas truk pengangkut.
Menurut keterangan Ketua Poktan Gemah Ripah, Sundoko, peran Babinsa bukan sekadar pendamping teknis, melainkan juga penguat moral dan fasilitator yang menjembatani petani dengan institusi formal. Ia menyebutkan kehadiran Babinsa sejak masa tanam telah memberi rasa percaya diri bagi petani menghadapi tantangan produksi.
Program Serapan Gabah (Sergab) menjadi tulang punggung stabilitas harga dan stok beras nasional. Namun keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh dukungan langsung di lapangan. Intervensi positif Babinsa menjadi faktor penting yang membuat sistem distribusi gabah dari sawah ke gudang Bulog berjalan tanpa hambatan.
Dikutip dari laporan kegiatan Kodim 0806/Trenggalek, kegiatan serapan gabah ini merupakan bagian dari penguatan program ketahanan pangan nasional yang melibatkan berbagai pihak di daerah. Kegiatan tersebut juga sekaligus menegaskan posisi TNI sebagai garda penggerak pembangunan di desa, bukan hanya sebagai penjaga batas wilayah.
Ketika panen digelar di ladang, suasana kebersamaan antara petani dan aparat TNI terasa nyata. Tak ada batas antara seragam loreng dan topi caping. Semua bergotong royong, menumbuhkan harapan dari hasil bumi. Kerja kolektif seperti ini membuktikan bahwa ketahanan pangan bukan sekadar jargon, tapi gerakan bersama yang dimulai dari akar rumput.(#)