Home » Berita » Serangan Israel di Gaza, 25 Tewas Termasuk Anak di Sekolah Pengungsian

Serangan Israel di Gaza, 25 Tewas Termasuk Anak di Sekolah Pengungsian


Jakarta (KARONESIA.COM) – Serangan udara Israel kembali menewaskan puluhan warga sipil di Jalur Gaza, termasuk anak-anak yang berlindung di sekolah. Sebanyak 25 orang dilaporkan tewas, 11 di antaranya meregang nyawa di lingkungan sekolah yang dijadikan tempat pengungsian di Al-Tuffah, Kota Gaza, Rabu (23/04/2025).

Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa pengeboman tersebut memicu kebakaran hebat yang membakar tenda-tenda pengungsi dan menyebabkan korban jiwa terus bertambah. Jenazah-jenazah korban dibawa ke rumah sakit Al-Shifa dalam kondisi mengenaskan, sebagian hangus terbakar. Rekaman visual dari media lokal dan internasional memperlihatkan keluarga korban meratapi jasad anak-anak mereka.

“Kami sedang tidur, lalu terdengar ledakan besar. Kami melihat sekolah terbakar, begitu pula tenda-tenda di sekitarnya. Semua hangus,” kata Umm Mohammed al-Hwaiti, salah seorang saksi mata yang selamat dari serangan itu, dikutip dari Reuters.

Militer Israel tidak memberikan komentar atas serangan terhadap sekolah tersebut. Namun, selama ini Israel kerap menyatakan bahwa kelompok Hamas menggunakan infrastruktur sipil sebagai tameng, klaim yang dibantah oleh pihak Palestina.

Baca Juga :  Serangan Israel "Operation Gideon’s Wagons”,Tewaskan Ratusan Warga Gaza

Serangan ini terjadi di tengah kebuntuan diplomasi antara Israel dan Hamas. Usulan gencatan senjata yang digagas Qatar dan Mesir belum membuahkan hasil. Delegasi Hamas telah menuju Kairo untuk membahas proposal gencatan senjata jangka panjang dan pertukaran sandera, tetapi Israel belum merespons secara resmi.

Sejak perjanjian gencatan senjata runtuh pada Maret lalu, Israel kembali menggencarkan operasi militer di Gaza. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat hampir 2.000 warga Palestina tewas dalam waktu kurang dari dua bulan terakhir, sementara 420.000 lainnya mengungsi dari tempat tinggal mereka.

Kementerian Kesehatan di Gaza mencatat total korban jiwa sejak awal perang mencapai lebih dari 51.300 orang. Perang ini dipicu serangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 warga dan menyandera sekitar 250 orang. Saat ini, sekitar 59 sandera masih ditahan di Gaza.

Baca Juga :  Ekonomi ASEAN Dihantam Tarif Tinggi Amerika Serikat

Israel memberlakukan blokade total terhadap wilayah tersebut, memutus pasokan makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan. Situasi ini mendorong krisis kemanusiaan yang semakin parah. Inggris, Prancis, dan Jerman melalui pernyataan bersama mendesak Israel menghentikan blokade dan memperbolehkan distribusi bantuan kemanusiaan.

“Bantuan tidak boleh dijadikan alat politik. Perubahan demografis di wilayah Palestina tidak dapat dibenarkan,” demikian pernyataan mereka.

Sementara itu, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan pernyataan mengejutkan dengan menyerukan pembebasan sandera oleh Hamas. Menurutnya, penahanan sandera menjadi alasan utama Israel menggempur Gaza. Pernyataan itu menuai kecaman dari Hamas yang menyebutnya sebagai bentuk penghinaan terhadap perjuangan rakyat Palestina. (#)

Avatar Adm

Karonesia.com | Editor: Tim Redaksi
Copyright © KARONESIA 2025