KARONESIA.COM | Jakarta – Ancaman kelaparan besar-besaran kini membayangi Gaza, saat wilayah itu masih berada di bawah blokade dan rentetan serangan udara dari militer Israel. Organisasi pangan dunia memperingatkan bahwa wilayah tersebut berada “di ambang bencana kemanusiaan.”
Laporan terbaru Integrated Food Security Phase Classification (IPC) mengungkap bahwa 93 persen penduduk Gaza mengalami krisis ketahanan pangan akut. Setengah juta di antaranya menghadapi kelaparan yang mengancam jiwa.
“Barang-barang vital untuk kelangsungan hidup telah habis atau akan segera habis,” tulis laporan IPC yang dikutip Al Jazeera.
Situasi di lapangan digambarkan semakin memburuk. “Banyak keluarga tidak mampu memberi makan anak-anaknya. Anak-anak tidur dalam keadaan lapar,” ujar reporter Al Jazeera, Hind Khoudary, dari Deir el-Balah, Gaza Tengah.
Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, memperingatkan bahwa kelaparan bukanlah bencana mendadak, tetapi akumulasi dari penghancuran sistem pangan dan kesehatan. “Kelaparan menjadi kenyataan sehari-hari bagi anak-anak Gaza,” katanya.
Senada, Kepala Program Pangan Dunia PBB (WFP), Cindy McCain, mendesak tindakan internasional segera. “Keluarga di Gaza kelaparan, sementara makanan menumpuk di perbatasan. Jika kita menunggu hingga kelaparan benar-benar terjadi, itu akan terlambat bagi banyak orang.”
Meski tekanan internasional terus meningkat, Israel belum menunjukkan sinyal untuk menghentikan serangan. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan serangan udara terhadap sekolah yang dijadikan tempat perlindungan, menewaskan sedikitnya 15 orang.
Pemerintah Israel, melalui kantor Netanyahu, menyatakan tidak ada komitmen terhadap gencatan senjata. “Negosiasi hanya akan dilakukan di bawah tekanan tembakan,” bunyi pernyataan resminya.
Editor: Tim Redaksi
Copyright © KARONESIA 2025
