Jakarta, KARONESIA.com | Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai lembaga pengelola investasi pemerintah, Danantara, memiliki kapasitas keuangan yang cukup kuat untuk menyelesaikan kewajiban utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCIC) tanpa perlu menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurut Purbaya, kemampuan Danantara dalam menopang pembiayaan tersebut bersumber dari dividen perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang selama ini menjadi salah satu tumpuan penerimaan negara. Nilai dividen yang diterima lembaga itu, kata dia, berkisar antara Rp80 triliun hingga Rp90 triliun per tahun, jumlah yang dinilai lebih dari cukup untuk menutup kewajiban pembayaran bunga utang proyek KCIC yang mencapai sekitar Rp2 triliun per tahun.
“Danantara memiliki sumber daya keuangan yang kuat. Dengan arus dividen BUMN yang dikelolanya, kebutuhan pembayaran bunga dan pokok utang KCIC bisa terpenuhi tanpa tambahan dana dari APBN,” ujar Purbaya dalam keterangan resminya.
Ia menambahkan, kebijakan pemerintah yang mengalihkan seluruh dividen BUMN dari kas negara ke pengelolaan langsung oleh Danantara merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi lembaga tersebut. Skema ini diharapkan dapat menjaga stabilitas fiskal negara sekaligus memastikan proyek infrastruktur strategis tetap berjalan tanpa membebani keuangan publik.
Sementara itu, CEO Danantara Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa pihaknya masih melakukan kajian teknis dan finansial untuk menentukan mekanisme penyelesaian utang KCIC secara optimal. Kajian tersebut mencakup evaluasi terhadap arus kas, proyeksi dividen, hingga struktur pembiayaan jangka panjang.
“Proses kajian ini kami lakukan secara menyeluruh agar skema yang dipilih benar-benar efisien dan berkelanjutan. Tujuannya adalah menjaga kinerja Danantara sekaligus mendukung keberlangsungan proyek KCIC,” kata Rosan.
Proyek KCIC, yang juga dikenal dengan nama Whoosh, merupakan hasil kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok dengan nilai investasi mencapai 7,27 miliar dolar AS atau sekitar Rp120,38 triliun. Sekitar 75 persen dari total pendanaan proyek ini berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) dengan bunga 2 persen per tahun, sedangkan sisanya dibiayai oleh konsorsium BUMN Indonesia.
Purbaya menilai, dengan kapasitas keuangan Danantara yang solid serta dukungan manajemen investasi yang terukur, pembayaran kewajiban proyek KCIC dapat dilakukan secara mandiri tanpa intervensi fiskal dari pemerintah pusat.
“Kita ingin memastikan bahwa proyek ini tidak membebani APBN, dan langkah melalui Danantara menjadi solusi yang sehat secara fiskal,” ujarnya menegaskan.
Pemerintah berharap penyelesaian utang proyek kereta cepat tersebut tidak hanya menandai keberhasilan pembiayaan kreatif di sektor infrastruktur, tetapi juga menjadi model pengelolaan investasi negara yang mandiri dan berdaya saing tinggi.(*)

Editor: Lingga
© KARONESIA 2025
Link: https://karonesia.com/ekonomi/purbaya-yakin-danantara-mampu-lunasi-utang-kcic-tanpa-sentuh-dana-apbn/