Iklan Karonesia
Home » Berita » Hidupkan Lahan Tidur: Strategi & Manuver KWT G’Urban Farming Menutup Celah Kerentanan Pangan

Hidupkan Lahan Tidur: Strategi & Manuver KWT G’Urban Farming Menutup Celah Kerentanan Pangan

Serut, Tangsel, KARONESIA.com | Kelompok Wanita Tani (KWT) G’Urban Farming memperkuat komitmennya terhadap gerakan ketahanan pangan nasional dengan memperluas area pertanian dan peternakan di wilayahnya. Langkah itu dipimpin langsung oleh Ketua KWT, Sumiati, yang bersama jajaran anggotanya bergotong royong melakukan pembersihan dan pembukaan lahan tidur menjadi ruang produksi baru.

Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas urban farming, tetapi respons nyata terhadap arah kebijakan ketahanan pangan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dalam berbagai kesempatan, Prabowo menekankan delapan prioritas orientasi “Asta Cita” yang salah satu pilarnya adalah menjadikan Indonesia bangsa yang mampu memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri, berbasis kedaulatan, pemerataan, dan pemberdayaan masyarakat.

Sumiati menilai perluasan lahan menjadi langkah strategis agar kelompok tani tetap relevan dan berdaya dalam ekosistem pangan perkotaan. “Kami ingin lahan-lahan yang selama ini tidak digunakan bisa dihidupkan kembali. Ini bukan hanya soal menanam, tapi soal kemandirian,” ujarnya saat ditemui di sela kerja bakti, Minggu (16/11/2025).

Menurutnya, ketahanan pangan bukan sekadar ketersediaan bahan pangan, melainkan kemampuan masyarakat memproduksi, mengelola, dan mendistribusikan pangan secara berkelanjutan. Di tingkat komunitas, hal ini berarti memastikan warga memiliki akses terhadap pangan segar, sehat, dan terjangkau meski berada di wilayah padat.

Gerakan memperluas lahan ini memiliki tiga dampak utama. Dari sisi ekonomi, produktivitas lahan baru berpotensi meningkatkan hasil panen hortikultura, sayur, serta budidaya ternak kecil, yang dapat menambah pemasukan anggota KWT. Secara sosial, kegiatan gotong royong seperti ini mempererat kohesi antarwarga dan membangun kesadaran bersama mengenai pentingnya produksi pangan mandiri.

Sementara dari perspektif masyarakat kota, urban farming menjadi ruang edukasi yang penting untuk memperkenalkan pola konsumsi yang lebih sehat.

Dalam konteks kebijakan nasional, pemanfaatan lahan tidur termasuk lahan sempit khas kota, merupakan salah satu elemen penting untuk memperluas basis produksi pangan rakyat. Pemerintah menargetkan transformasi sistem pangan yang tidak hanya bergantung pada sentra produksi besar, tetapi juga komunitas kecil yang resilien.

Pendekatan ini diyakini mampu mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi harga pangan sekaligus memperkuat fondasi kedaulatan pangan.

Sumiati juga mengungkapkan harapannya agar ke depan kelompok tani tidak hanya memproduksi, tetapi juga terlibat dalam rantai nilai pangan lokal. “Kami ingin warga bukan hanya menanam, tapi juga bisa mengolah, memasarkan, dan memanfaatkan teknologi sederhana agar hasilnya lebih maksimal,” katanya.

Selain memperluas lahan, KWT G’Urban Farming tengah merancang program edukasi masyarakat, mulai dari teknik pertanian ramah lingkungan, pemanfaatan kompos rumah tangga, hingga pembuatan ruang tanam vertikal bagi warga yang memiliki keterbatasan ruang.

Dengan perkembangan ini, KWT berharap kontribusinya dapat menjadi model penguatan ketahanan pangan berbasis komunitas. Terlebih, beleid (kebijakan) pemerintah yang menekankan revitalisasi pertanian rakyat dan pemberdayaan kelompok perempuan memberikan ruang luas bagi inisiatif seperti ini tumbuh lebih progresif.

Gerakan yang dimotori Sumiati menjadi contoh bahwa ketahanan pangan bukan sekadar agenda besar negara, tetapi gerakan yang dimulai dari skala terkecil dari tangan para ibu, dari pekarangan sempit, dan dari lahan tidur yang hidup kembali.(*)

Bagikan artikel ini untuk menyebarkan informasi terpercaya dari karonesia.com.

Artikel ini telah tayang di Karonesia.com dengan judul "Hidupkan Lahan Tidur: Strategi & Manuver KWT G’Urban Farming Menutup Celah Kerentanan Pangan"
Link: https://karonesia.com/ragam/hidupkan-lahan-tidur-strategi-manuver-kwt-gurban-farming-menutup-celah-kerentanan-pangan/

Iklan ×