Jakarta (KARONESIA.COM) – Kanada dan Filipina berada di tahap akhir negosiasi pakta pertahanan yang akan memungkinkan kedua negara menggelar latihan militer bersama dalam skala lebih besar. Duta Besar Kanada untuk Filipina, David Hartman, seperti dikutip laman military, Sabtu (08/02/2025), mengungkapkan bahwa perjanjian ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama keamanan di kawasan Indo-Pasifik, terutama dalam menghadapi tindakan provokatif China di Laut China Selatan.
Menurut Hartman, Status of Forces Visiting Agreement (SOFA) ini akan memberikan dasar hukum bagi partisipasi lebih substansial dalam latihan militer bilateral dan multilateral. Pernyataan tersebut disampaikan di atas kapal perang HMCS Ottawa, fregat kelas Halifax milik Angkatan Laut Kanada yang tengah berlabuh di Manila sebelum mengikuti latihan bersama di perairan Filipina pekan depan.
Filipina terus memperluas kerja sama pertahanannya dengan negara-negara sahabat, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Prancis, Australia, dan Kanada. Sejak tahun lalu, militer Filipina telah menggelar patroli dan latihan multinasional di Laut China Selatan, yang memicu ketegangan dengan China. Beijing mengklaim hampir seluruh perairan tersebut sebagai wilayahnya dan kerap mengerahkan kapal penjaga pantai serta armada angkatan laut untuk mempertahankan klaim tersebut.
Pada Agustus 2024, Kanada bergabung dalam manuver udara dan laut bersama AS, Australia, dan Filipina guna menegakkan hukum internasional dan kebebasan navigasi di Laut China Selatan. China merespons dengan mengadakan patroli militer pada hari yang sama. Meski tidak terjadi konfrontasi langsung, militer Filipina melaporkan bahwa tiga kapal perang China membayangi latihan empat negara tersebut.
Hartman menegaskan bahwa Kanada akan terus menentang tindakan ilegal dan provokatif yang dilakukan China di kawasan tersebut. Sebagai bentuk dukungan, Kanada telah menandatangani perjanjian pertahanan dengan Filipina pada 2023, termasuk kerja sama dalam pemantauan kapal ilegal melalui sistem Dark Vessel Detection System berbasis satelit.
Saat ini, Filipina hanya memiliki perjanjian pasukan asing dengan AS dan Australia, sementara perjanjian serupa dengan Jepang masih menunggu ratifikasi parlemen Jepang. Selain itu, Filipina juga tengah menjajaki kerja sama pertahanan dengan Prancis dan Selandia Baru. (@2025)