Iklan Karonesia
Home » Berita » “Nyentrik” Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Mengguncang Keraguan dan Sistem Lama

“Nyentrik” Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Mengguncang Keraguan dan Sistem Lama

Penulis: Yakub F. Ismail, Ketua Umum Ikatan Media Online (IMO) Indonesia

“Dulu diragukan karena gaya dan sikapnya yang tak lazim, kini Purbaya Yudhi Sadewa menjelma jadi figur baru di panggung fiskal nasional. Dengan langkah berani dan kebijakan yang menabrak pakem lama, ia mengguncang sistem keuangan yang selama ini berjalan di jalur nyaman”.

Jakarta, KARONESIA.com | Langkahnya cepat dan tanpa basa-basi. Setiap kebijakan yang keluar dari ruang kerjanya seolah memecah keheningan birokrasi fiskal yang telah bertahun-tahun berjalan rutin dan tertata aman. Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan yang baru ditunjuk Presiden Prabowo Subianto menggantikan Sri Mulyani Indrawati, kini jadi perbincangan di lingkar elite ekonomi dan publik luas.

Sosok yang dulu nyaris tak pernah muncul di panggung publik itu kini menjadi magnet perhatian. Bukan hanya karena posisinya yang strategis, tapi karena gaya kepemimpinan dan keberaniannya yang di luar kebiasaan. Ia disebut sebagai menteri “nyentrik”, bukan dalam arti eksentrik tanpa arah, melainkan karena caranya menantang pola pikir dan tatanan fiskal lama yang dianggap terlalu berhati-hati.

Dari Diragukan Jadi Pengguncang

Ketika Prabowo mengumumkan nama Purbaya sebagai pengganti Sri Mulyani pada reshuffle kabinet 8 September 2025, reaksi publik bercampur: antara kaget, ragu, dan sinis. Nama Purbaya tidak setenar pendahulunya yang dikenal dunia internasional. Banyak yang memprediksi, pergantian itu akan mengguncang pasar dan memperbesar risiko fiskal.

Namun hanya butuh beberapa minggu bagi Purbaya untuk membalikkan persepsi itu. Ia langsung meninjau ulang struktur belanja daerah, memangkas pos anggaran yang dianggap mubazir, dan mendorong pemerintah daerah memperbaiki efisiensi belanja publik. Tak berhenti di situ, Purbaya juga menginstruksikan penyaluran dana ke Bank Himbara agar kredit produktif bagi sektor riil meningkat.

Langkah-langkah berani ini sontak membuat publik tercengang. Bagi banyak pengamat, Purbaya adalah “angin baru” yang menerobos kehati-hatian berlebihan di tubuh Kementerian Keuangan. Bagi sebagian lainnya, ia adalah “risiko politik” yang bisa berbalik arah bila langkahnya terlalu cepat.

Namun, di situlah daya tarik Purbaya: ia menolak bermain aman.
“Kalau mau maju, kita tidak bisa terus bersembunyi di balik angka. Kita harus berani mengambil keputusan,” ujarnya suatu kali dalam rapat bersama pejabat eselon satu.

Menabrak Sistem Lama

Kebijakan barunya yang paling mencolok adalah pembentukan kanal “Lapor Pak Purbaya” — sistem pengaduan langsung bagi masyarakat terkait pajak dan bea cukai. Langkah ini mengejutkan banyak pihak di internal kementerian, sebab membuka pintu lebar bagi kontrol publik terhadap aparat keuangan negara.

Langkah lain yang dianggap “mengguncang meja fiskal” adalah keputusannya menekan kementerian dan lembaga agar memangkas belanja seremonial dan mempercepat realisasi proyek strategis nasional. Ia bahkan menegur keras sejumlah kepala daerah yang dinilai lamban menyerap APBD.

Sikapnya yang lugas dan tanpa basa-basi membuatnya cepat populer, tapi sekaligus menimbulkan ketegangan dengan kelompok birokrat yang terbiasa dengan prosedur lama.
“Purbaya bukan tipikal pejabat yang ingin disukai. Ia ingin hasil, bukan tepuk tangan,” ujar seorang staf senior Kemenkeu yang enggan disebut namanya.

Meski demikian, keberaniannya membawa hasil. Dalam waktu kurang dari dua bulan, sentimen pasar terhadap kebijakan fiskal Indonesia mulai membaik. Nilai tukar rupiah menguat tipis, dan sejumlah lembaga keuangan internasional memberi sinyal positif terhadap arah kebijakan baru.

Harapan dan Risiko

Namun, popularitas Purbaya bukan tanpa harga. Beberapa kebijakannya yang dinilai terlalu progresif mulai memicu resistensi politik, terutama dari pihak-pihak yang kehilangan kenyamanan di “sistem lama.” Di sisi lain, publik mulai menaruh harapan besar: agar reformasi fiskal yang ia bawa benar-benar menyentuh sektor riil dan memperbaiki tata kelola ekonomi daerah.

Pelaku usaha berharap pendekatan cepat dan tegas ala Purbaya mampu menciptakan iklim investasi yang lebih stabil, pajak yang lebih adil, dan regulasi yang prediktif.
Namun mereka juga menunggu bukti: apakah gebrakan ini berkelanjutan atau sekadar euforia awal jabatan.

Purbaya tampak tak terlalu peduli pada sorotan itu. Dalam beberapa kesempatan, ia justru menegaskan:

“Saya bukan mau populer. Saya hanya ingin uang negara bekerja lebih keras untuk rakyat.”

Di tengah dinamika ekonomi yang penuh tekanan global dan tantangan fiskal dalam negeri, gaya kepemimpinan Purbaya menjadi ujian bagi arah baru pemerintahan Prabowo. Ia bisa saja menjadi arsitek perubahan fiskal yang diingat lama, atau justru menjadi pemberontak sistem yang tak sempat menyelesaikan visinya.

Yang pasti, sejak kemunculannya, suasana Kementerian Keuangan tak lagi sama.(*)

Bagikan artikel ini untuk menyebarkan informasi terpercaya dari karonesia.com.

Foto Editor

Editor: Lingga
© KARONESIA 2025

Artikel ini telah tayang di Karonesia.com dengan judul "“Nyentrik” Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Mengguncang Keraguan dan Sistem Lama"
Link: https://karonesia.com/update-news/nyentrik-purbaya-yudhi-sadewa-menteri-keuangan-mengguncang-keraguan-dan-sistem-lama/

Iklan ×