Home » Berita » Kasrem 081/DSJ: Suroan Aman, Ora Usah Neko-Neko

Kasrem 081/DSJ: Suroan Aman, Ora Usah Neko-Neko

KARONESIA.COM | Madiun – Menjelang peringatan tradisi Suroan yang menjadi momen penting dalam budaya masyarakat Madiun Raya, Komando Resor Militer 081/DSJ menegaskan komitmennya dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Kasrem 081/DSJ Letkol Inf Meina Helmi menyatakan optimisme bahwa peringatan bulan Muharam tahun ini akan berlangsung aman, tertib, dan kondusif.

“Seperti yang sudah-sudah, tahun ini insyaallah Suroan di Madiun Raya akan berlangsung aman, lancar, dan kondusif,” ujar Letkol Helmi usai memimpin Apel Kesiapan Pengamanan Suroan di Alun-Alun Kota Madiun, Rabu (25/6/2025).

Pernyataan tersebut bukan tanpa dasar. Helmi menilai para pesilat dari berbagai perguruan di wilayah Madiun menunjukkan kedewasaan dan kepedulian yang semakin meningkat dalam menjaga keamanan bersama.

Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya para pesilat, untuk menjadikan Suroan sebagai momentum memperkuat semangat persaudaraan dan cinta damai.

Baca Juga :  Silaturahmi TNI-Pemprov DIY: Pangdam IV/Diponegoro Bertemu Sri Sultan di Kepatihan Danurejan

“Mari kita wujudkan Suro Cinta Damai dengan mengutamakan menjaga kondusivitas, jangan mudah terprovokasi dan percaya berita hoax, bersikap sopan santun, serta mematuhi tata tertib lalu lintas dan tidak melanggar hukum,” tegasnya.

Lebih lanjut, Helmi menggunakan pendekatan kultural yang khas masyarakat Jawa dengan menyisipkan pesan bernuansa lokal, “Ora usah neko-neko, wes ora jamane,” yang berarti “tidak usah aneh-aneh, itu sudah tidak zamannya.”

Imbauan juga diberikan secara khusus untuk menjauhi hal-hal yang berpotensi memicu konflik atau gangguan keamanan, seperti mengonsumsi minuman keras dan narkoba. Menurutnya, dua hal ini kerap menjadi pemicu tindakan negatif yang bisa mencoreng makna peringatan Suroan itu sendiri.

Baca Juga :  RAT Primkopad Korem 052: Sinergi Koperasi untuk Kesejahteraan Prajurit

“Hindari minuman keras dan narkoba. Hal ini membuat kesadaran seseorang hilang dan acapkali menimbulkan hal-hal negatif yang tidak kita inginkan bersama,” tandas Helmi.

Peringatan bulan Suro atau Muharam di Madiun Raya memang dikenal luas sebagai tradisi budaya yang sarat makna spiritual dan nilai persaudaraan antaranggota perguruan silat. Namun, tidak jarang pula momen ini mendapat sorotan karena potensi gesekan antar kelompok.

Dengan sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat, termasuk pendekatan persuasif dari tokoh-tokoh TNI seperti Kasrem 081, diharapkan tradisi ini dapat terus dilestarikan dalam suasana damai dan tertib.

Avatar Adm

Editor: Lingga
Copyright © KARONESIA 2025