Iklan Karonesia
Home » Berita » Resepsi dan Khitanan, Ir. Sutejo Prastyo “Telapak Petir” Hidupkan Tradisi Budaya Nusantara

Resepsi dan Khitanan, Ir. Sutejo Prastyo “Telapak Petir” Hidupkan Tradisi Budaya Nusantara

Resepsi dan Khitanan, Ir. Sutejo Prastyo "Telapak Petir" dan "Petir Nada", Hidupkan Tradisi Budaya Nusantara.(foto)

Kota Bekasi, KARONESIA.com | Di tengah derasnya arus modernisasi dan gaya hidup serba praktis, tidak banyak tokoh masyarakat yang masih menghidupkan nilai-nilai budaya lokal dalam keseharian. Namun, Ir. Sutejo Prastyo, pimpinan Telapak Petir, menunjukkan bahwa kemajuan tidak harus menjauhkan seseorang dari akar tradisinya.

Selama tiga hari, 16–18 Oktober 2025, kediaman keluarga besar Ir. Sutejo di Bekasi dipenuhi kebahagiaan dan semangat kebersamaan. Dua momentum penting dalam keluarga,  pernikahan sang putra pertama dan khitanan putra bungsu, dirangkai dalam satu helatan besar yang sarat makna.

“Daripada acara dilakukan dua kali, kita satukan saja. Sekalian libur, biar semua keluarga bisa berkumpul, berdoa, dan bersyukur bersama,” ujar Ir. Sutejo kepada wartawan, Kamis (16/10/2025), seraya menegaskan bahwa keputusan ini bukan semata efisiensi, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap nilai kekeluargaan dan tradisi gotong royong.

Rangkaian acara dimulai dengan pengajian dan doa bersama yang dipimpin oleh ulama kharismatik Dr. KH. Raden Syarif Rahmad, S.Ag dan akan dihadiri para tokoh agama, sahabat, dan rekan kerja, termasuk rencana kehadiran Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, yang dikenal dekat dengan berbagai kegiatan sosial dan budaya di wilayahnya.

Namun, yang membedakan acara ini dari pesta keluarga pada umumnya adalah semangat pelestarian budaya yang begitu kuat terasa. Di sela-sela doa dan ucapan selamat, panggung terbuka menampilkan beragam kesenian tradisional, mulai dari campursari, reog Ponorogo, hingga pertunjukan dangdut rakyat.

Semua disiapkan oleh keluarga sendiri, dengan dukungan grup musik binaannya sendiri, seperti Petir Nada, yang dipimpin dirinya langsung Ir. Sutejo Prastyo.

“Sekarang banyak anak muda lebih mengenal budaya luar daripada budaya kita sendiri. Lewat acara seperti ini, kami ingin memperlihatkan bahwa tradisi bisa berjalan seiring dengan kemajuan. Campursari, reog, dangdut , semuanya adalah bagian dari identitas kita,” ujar Ir. Sutejo dengan nada reflektif.

Beberapa artis ibu kota turut hadir memeriahkan panggung, di antaranya Irvan Mansyur, Vety Nur, Mega Puspita, dan Heti Sanjaya. Mereka tampil bergantian membawakan lagu-lagu bernuansa nostalgia yang disambut antusias oleh para tamu. Lebih dari 800 undangan hadir, menciptakan suasana yang meriah namun tetap penuh rasa kekeluargaan.

Di sela keramaian, nilai-nilai luhur yang ingin disampaikan Ir. Sutejo terasa jelas, pesta bukan sekadar selebrasi, melainkan wadah untuk mempererat silaturahmi dan menjaga kearifan lokal agar tetap hidup di tengah masyarakat modern.

“Pelestarian budaya tidak harus selalu lewat acara besar atau festival pemerintah. Bisa dimulai dari lingkup keluarga, dari cara kita menyambut tamu, musik yang kita putar, atau pakaian yang kita kenakan. Budaya hidup dari kebiasaan sehari-hari,” tambahnya.

Apa yang dilakukan Ir. Sutejo Prastyo bukan hanya tentang menggabungkan dua momen bahagia keluarga, tetapi juga tentang menegaskan identitas budaya di tengah era serba digital. Ia membuktikan bahwa tradisi dapat tetap hidup jika ada kemauan untuk merawatnya, bahkan dari rumah sendiri.

Helatan tersebut menjadi bukti bahwa budaya tidak pernah usang.  hanya butuh ruang untuk kembali bernapas di antara deru kemajuan zaman.(*)

Bagikan artikel ini untuk menyebarkan informasi terpercaya dari karonesia.com.

Foto Editor

Editor: Lingga
© KARONESIA 2025

Artikel ini telah tayang di Karonesia.com dengan judul "Resepsi dan Khitanan, Ir. Sutejo Prastyo “Telapak Petir” Hidupkan Tradisi Budaya Nusantara"
Link: https://karonesia.com/sosdikbud/resepsi-dan-khitanan-ir-sutejo-prastyo-telapak-petir-hidupkan-tradisi-budaya-nusantara/

Iklan ×