Tangerang Selatan, KARONESIA.COM | Di bawah langit kelabu di Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU) Keramat Waru, Kelurahan Serua Indah, Kecamatan Ciputat, Kamis (9/10/2025), deretan pelayat berdiri khidmat di tepi liang lahat. Di sisi lain area itu, sebuah mobil jenazah putih berlogo Pemerintah Kota Tangerang Selatan baru saja berhenti.
Pintu belakangnya terbuka, aroma bunga tabur menguar perlahan. Di kursi kemudi, Imam Santoso menatap hening. Ia baru saja menuntaskan satu perjalanan terakhir, bukan perjalanan biasa, melainkan pengabdian di jalan paling sunyi.
Selama hampir empat tahun, Imam mengabdi sebagai sopir mobil jenazah gratis milik Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Tugas itu ia jalani dengan kesadaran penuh bahwa setiap panggilan berarti ada keluarga yang kehilangan. “Kalau dengar kabar duka, hati langsung tersentuh. Kami ingin warga merasa tidak sendiri,” ujarnya perlahan, menatap tanah basah di depan matanya.
Bagi Imam dan rekan-rekannya, pekerjaan ini bukan sekadar mengemudi. Di antara tangis dan doa, mereka menjadi saksi paling dekat dari kehilangan. Mereka memastikan perjalanan terakhir setiap warga berjalan layak, tertib, dan tanpa biaya. “Kadang keluarga bingung harus mulai dari mana. Kami bantu sebisanya—dari pengambilan jenazah, koordinasi rumah sakit, sampai tiba di pemakaman,” tambahnya.
Program mobil jenazah gratis “Peduli Tangsel” diinisiasi oleh Walikota Tangsel H Benyamien Danvie yang langsung di dijalankan oleh Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkimta) Kota Tangerang Selatan sebagai wujud pelayanan publik berbasis empati. Layanan ini terbuka untuk seluruh warga Tangsel, siap melayani 24 jam tanpa syarat administrasi rumit, tanpa pungutan biaya sepeser pun.
“Kami ingin memastikan warga yang sedang berduka mendapatkan dukungan penuh. Tugas kami bukan hanya membangun infrastruktur, tapi juga merawat sisi kemanusiaan kota ini,” ujar pejabat Dinas Perkimta Tangsel.
Bagi keluarga yang ditinggalkan, layanan ini bukan sekadar bantuan logistik, tetapi penopang batin di saat paling rapuh. Bapak Selamat Apriyanto, warga Suka Makmur, RT 004 RW 002, Kel Serua Indah, mengaku terharu dengan bantuan tersebut saat bayinya berpulang ke rahmatullah.
“Kami sangat terbantu dengan kemudahan yang diberikan. Semua dibantu dari pengambilan jenazah sampai ke pemakaman. Petugasnya sopan, sabar, dan berperilaku seperti keluarga sendiri,” tuturnya lirih.
Tak ada upacara, tak ada sorotan media. Namun di setiap perjalanan mobil jenazah yang melaju perlahan di jalan kota, ada kisah kemanusiaan yang nyata. Para sopir seperti Imam menjadi wajah paling senyap dari pelayanan publik, mereka hadir, tanpa pamrih, memastikan tak ada warga yang menanggung duka sendirian.
“Selama masih bisa bantu orang lain, terutama di masa sulit mereka, saya akan terus jalan,” ujar Imam menutup percakapan, sebelum kembali menyalakan mesin mobil putihnya.
Mobil jenazah itu pun melaju perlahan, meninggalkan pemakaman yang mulai sepi. Di balik kaca depan yang berembun, ada pesan sederhana yang tetap ia bawa: bahwa kemanusiaan bisa hadir bahkan di jalan paling sunyi.(*)

Editor: Lingga
© KARONESIA 2025
Link: https://karonesia.com/sosdikbud/mengantar-tanpa-pamrih-kisah-sopir-mobil-jenazah-tangsel-di-jalan-paling-sunyi/