Editor: Tim Redaksi
Copyright © KARONESIA 2025
KARONESIA.COM | Jakarta – Ketegangan antara India dan Pakistan kembali meningkat tajam setelah serangkaian serangan rudal dilancarkan India ke wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan pada Rabu dini hari. Serangan ini menandai salah satu eskalasi militer paling serius antara dua negara bersenjata nuklir tersebut sejak konflik besar terakhir mereka pada tahun 2019.
Menurut pernyataan militer Pakistan, sedikitnya delapan warga sipil, termasuk seorang anak perempuan berusia tiga tahun, tewas akibat serangan yang menghantam enam lokasi berbeda. Empat di antaranya berada di Provinsi Punjab — wilayah terbesar di Pakistan — sementara dua lainnya berada di Muzaffarabad dan Kotli, wilayah administrasi Pakistan di Kashmir.
India menamakan operasi tersebut sebagai Operasi Sindoor dan menyatakan bahwa serangan itu ditujukan ke sembilan lokasi yang diduga sebagai pusat infrastruktur kelompok bersenjata. Serangan ini berlangsung sekitar pukul 01.00 waktu setempat, menyisakan kehancuran dan kekhawatiran akan pecahnya konflik berskala besar.
“Rudal India menghantam empat lokasi di Punjab dan dua di wilayah Kashmir,” ujar Juru Bicara Militer Pakistan Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry dalam konferensi pers pagi hari, seperti dikutip dari Al Jazeera. Ia menyebutkan bahwa serangan terbesar terjadi di Ahmedpur Sharqia, dekat Bahawalpur, yang menyebabkan lima orang meninggal, termasuk balita perempuan.
Serangan juga menyasar Muridke, desa dekat Sialkot, serta Shakar Garh — semuanya di Punjab. Di wilayah Muzaffarabad dan Kotli, dua masjid dilaporkan hancur. “Seorang gadis berusia 16 tahun dan pemuda 18 tahun turut menjadi korban jiwa,” tambah Chaudhry dalam keterangan resminya.
Menanggapi serangan itu, Pakistan segera menerbangkan jet tempurnya dan mengklaim berhasil menembak jatuh lima pesawat milik India. Hingga kini belum ada pernyataan resmi dari pihak India mengenai klaim tersebut.
Operasi militer ini terjadi hanya dua pekan setelah serangan mematikan terhadap wisatawan di kota Pahalgam, Kashmir wilayah India, pada 22 April lalu. Pemerintah India menuduh kelompok bersenjata yang disebutnya didukung Pakistan sebagai dalang penyerangan tersebut. Namun, Islamabad membantah keterlibatannya.
“Pakistan sama sekali tidak memiliki peran dalam insiden tersebut,” tegas seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Pakistan yang tidak disebutkan namanya, dikutip dari laporan Al Jazeera.
Pemerintah Provinsi Punjab telah menetapkan status darurat pasca-serangan. Seluruh fasilitas kesehatan diminta siaga penuh, sekolah diliburkan, dan aparat keamanan dikerahkan di berbagai titik strategis.
Kondisi ini kembali mengungkap rapuhnya hubungan bilateral antara India dan Pakistan yang selama beberapa dekade terakhir dibayangi konflik, terutama terkait wilayah Kashmir. Meskipun berbagai upaya diplomatik telah dicoba, narasi saling tuduh dan aksi militer sepihak kembali memperkeruh situasi di kawasan Asia Selatan yang sensitif ini. (#)