Home » Berita » Dari Musisi ke Montir, Yodi Sundhana Diusia Tua Tetap Berkarya

Dari Musisi ke Montir, Yodi Sundhana Diusia Tua Tetap Berkarya

Caption: Yodi Sundhana mendempul body mobil di bengkel, tetap setia bekerja meski usia tak lagi muda.

KARONESIA.COM – Yodi Sundhana menjalani hari-hari senjanya dengan ketekunan dan semangat yang tak lekang waktu. Pria kelahiran Lebak, Banten, yang kini berusia 73 tahun itu meniti hidup di antara denting gitar dan dentuman palu bengkel, dua dunia yang membentuk perjalanan panjangnya selama lebih dari lima dekade.

Di tengah lalu lalang aktivitas bengkel kecilnya, Yodi masih setia mendempul body mobil yang penyok. Namun di sela-sela waktu luang, ia tetap menyusun bait demi bait lirik lagu yang kerap mengalun dalam nuansa pop dan dangdut koplo. Tak banyak yang tahu, bahwa sebelum dikenal sebagai montir andal, Yodi adalah sosok penting di balik panggung musik Indonesia era 1990-an.

Sebagai pencipta lagu, pelatih vokal, sekaligus pencari bakat, Yodi pernah menjadi sosok di balik perkembangan karier sejumlah penyanyi ternama. Imam S Arifin, misalnya, dikenal lewat warna vokal dan ekspresi panggung yang khas setelah melalui pembinaan langsung dari Yodi.

Baca Juga :  Aroma Bau Got Bukan Halangan Anggota Koramil 04/Ciledug Bersihkan Sampah

Begitu pula dengan Iis Dahlia, yang sempat diasah kemampuannya sebelum menapaki popularitas lewat lagu-lagu melankolisnya. Bahkan Tommy J Pisa, pelantun tembang-tembang romantis yang melegenda, juga tercatat pernah merasakan arahan dan sentuhan kreatif dari pria berdarah Sunda itu.

“Dulu saya banyak melatih penyanyi muda. Bukan cuma ngajarin teknik vokal, tapi juga membangun kepercayaan diri mereka. Saya percaya penyanyi bagus bukan hanya soal suara, tapi soal rasa,” ujar Yodi ketika ditemui media, Minggu, (11/05/2025).

Warisan musikal yang ia tinggalkan tidak sepenuhnya diteruskan oleh anak cucunya. Meski sempat berharap ada darah seni yang mengalir ke generasi berikutnya, Yodi tak menyimpan kekecewaan.

“Ada satu yang sebenarnya berbakat, tapi dia lebih betah kerja di bengkel,” katanya, sembari tertawa kecil.

Keterbatasan fisik mulai ia rasakan. Penglihatannya semakin kabur, dan belum ada cukup dana untuk membeli kacamata baru. Namun semangatnya tak luntur. Dalam keheningan bengkel, kadang ia mengambil gitar tua dan larut dalam nada-nada yang mengalir dari hati.

Baca Juga :  Gerakan Menanam Cabai, Pelda Valentino: Tingkatkan Pengendalian Inflasi Di Kecamatan Cisauk

Ia mengaku, belakangan ini masih menerima permintaan dari beberapa orang yang bercita-cita menjadi penyanyi. “Biasanya mereka datang minta dibuatkan lagu. Kalau cocok, saya bantu. Nanti mereka sendiri yang cari jalan ke studio rekaman,” ungkapnya.

Yodi tidak menggantungkan hidup dari musik. Bengkel mobil adalah sandaran utama ekonomi keluarga. Namun, bagi dirinya, musik tetap rumah yang tidak pernah ditinggalkan.

“Saya mungkin bukan siapa-siapa sekarang. Tapi selama saya bisa bikin lagu, saya tetap merasa hidup,” ujarnya pelan, menatap lantai bengkel yang dipenuhi sisa cat dan serpihan logam.

Jejak perjalanan Yodi Sundhana menjadi cerminan dari keteguhan dan cinta pada proses. Ia bukan hanya menciptakan lagu, tetapi juga merawat semangat untuk terus berkarya, meski tak lagi berdiri di panggung besar. Dalam senyap, ia masih menyuarakan nada, menghidupkan harapan bahwa semangat sejati tidak pernah lekang oleh usia.

Avatar Adm

Editor: Lingga
Copyright © KARONESIA 2025