Viral: Foto Prabowo Terpampang di Israel, Apa Makna Diplomasi RI?

Penulis: Yakub F. Ismail, Ketua Umum Ikatan Media Online (IMO) Indonesia

Jakarta, KARONESIA.COM | Baru-baru ini, media sosial digemparkan oleh sebuah foto Prabowo Subianto yang terpajang di baliho di Tel Aviv, Israel. Dalam foto itu, Prabowo berdampingan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump, seolah Indonesia ikut tergabung dalam Abraham Accords.

Abraham Accords sendiri adalah kesepakatan normalisasi diplomatik antara Israel dengan beberapa negara Arab pada September 2020. Meskipun bertujuan mendorong perdamaian, perjanjian ini sering dikritik karena dianggap menomorduakan perjuangan rakyat Palestina.

Menanggapi fenomena ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Yvonne Mewengkang, menegaskan bahwa Indonesia tidak terlibat langsung dalam pemasangan baliho tersebut. “Posisi Indonesia sangat jelas: tidak akan ada pengakuan dan normalisasi dengan Israel kecuali Israel terlebih dahulu mengakui kemerdekaan Palestina,” tegasnya, dikutip Metro TV, Selasa (30/9/2025).

Kemunculan Prabowo di antara pemimpin dunia pro-Israel ini memang menimbulkan tanda tanya besar. Fenomena ini tidak sekadar ekspresi politik simbolik. Dalam diplomasi modern, simbol visual seperti baliho atau mural sering kali menyampaikan pesan politik lebih kuat dibanding pernyataan resmi.

Baliho itu dapat dipahami sebagai bentuk “soft entry” diplomasi Indonesia. Kehadiran Prabowo menegaskan posisi strategis Indonesia di kancah global. Meskipun tidak menjadi pihak langsung dalam konflik, Indonesia tetap memiliki kredibilitas moral, politik, dan historis yang dihormati dunia internasional.

Dari sisi diplomasi, ada beberapa alasan mengapa fenomena ini penting:

Legitimasi historis: Sejak era Presiden Sukarno, Indonesia konsisten mendukung kemerdekaan Palestina melalui forum internasional seperti OKI dan Sidang Umum PBB. Dukungan ini bukan retorika semata, tetapi komitmen nyata yang memperkuat kepercayaan dunia Arab dan komunitas Muslim global.

Politik luar negeri bebas-aktif: Indonesia mampu berkomunikasi dengan semua pihak, menjaga keseimbangan, dan mendorong solusi damai, tanpa memihak secara mutlak pada blok tertentu.

Kekuatan sebagai negara demokrasi mayoritas Muslim: Hal ini memberi Indonesia posisi unik sebagai mediator, diterima oleh Palestina karena solidaritas historis, sekaligus dihormati Israel karena rekam jejak demokrasi dan orientasi pada solusi win-win.

Keberadaan Prabowo dalam baliho di Tel Aviv menjadi simbol diplomasi yang menegaskan bahwa Indonesia bisa hadir dalam percaturan global tanpa kehilangan komitmen moralnya terhadap kemerdekaan Palestina. Bagi publik internasional, ini menandakan kemampuan Indonesia untuk menggunakan diplomasi simbolik sebagai strategi membangun hubungan dan menjaga kredibilitas.

Fenomena ini juga menunjukkan bahwa simbol, sekecil apa pun, memiliki kekuatan besar untuk membentuk persepsi global. Foto Prabowo di Israel bukan hanya gambar di papan reklame; ia menjadi representasi keberanian diplomasi Indonesia: membuka dialog, menanamkan kepercayaan, dan menegaskan peran proaktif negara di Timur Tengah.

Dalam konteks lebih luas, hal ini juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki modal moral, politik, dan historis yang kuat untuk turut memediasi konflik internasional. Melalui figur Prabowo, negara ini menunjukkan bahwa pendekatan diplomasi tidak harus konfrontatif, melainkan bisa persuasif, simbolik, dan tetap menjaga prinsip sejarah serta moral yang telah dijunjung sejak lama.

Dengan demikian, viralnya foto Prabowo di baliho Israel bukan sekadar fenomena media sosial. Ini adalah simbol diplomasi yang mengundang perhatian dunia, sekaligus menegaskan bahwa Indonesia memiliki pengaruh strategis, kredibilitas moral, dan kemampuan unik untuk ikut serta dalam upaya perdamaian global, tanpa kehilangan prinsip perjuangan historisnya.(*)

Editor: Lingga
© KARONESIA 2025