Target Bamsoet: IMI Ada di Seluruh Penjuru Indonesia

“Olahraga otomotif adalah motor penggerak ekonomi lokal jika dikelola dengan baik.”

KARONESIACom._20250415_185848_000

Insert. Bamsoet saat foto bersama dengan peserta Rapat Pleno Terbuka IMI Pusat 2025 di Jakarta. (Foto: ekslusif Bambang Soesatyo)

Avatar Adm

Karonesia.com | Editor: Lingga
Copyright © KARONESIA 2025

Jakarta (KARONESIA.COM) – Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mendorong percepatan pembentukan kepengurusan IMI di tingkat kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Dalam Rapat Pleno Terbuka IMI Pusat yang digelar di Jakarta, Selasa (15/4/2025), Bamsoet menyampaikan bahwa dari total 514 kabupaten/kota, baru 276 yang memiliki struktur IMI tingkat daerah. Ia menegaskan pentingnya pemerataan organisasi ini guna memperkuat pembinaan atlet dan pengembangan industri otomotif berbasis komunitas.

Bamsoet menilai, kehadiran IMI hingga ke level akar rumput membuka ruang lebih besar untuk menjaring potensi pembalap muda. Menurutnya, pembinaan yang merata dapat menciptakan ekosistem olahraga otomotif yang sehat sekaligus memperkuat fondasi industri penunjangnya. Struktur yang terdesentralisasi memudahkan penyelenggaraan kegiatan balap di daerah, sekaligus memperkuat sinergi dengan pemerintah setempat dan pemangku kepentingan lainnya.

“Pembentukan pengurus IMI kabupaten/kota menjadi langkah strategis untuk menyentuh potensi lokal. Kita perlu mendekatkan IMI dengan masyarakat, khususnya generasi muda yang tertarik dengan dunia balap. Ini bukan hanya soal olahraga, tetapi juga pengembangan ekonomi daerah,” kata Bamsoet yang juga anggota DPR RI.

Rapat pleno ini turut dihadiri jajaran Dewan Pengawas, Wakil Ketua Umum, serta pengurus IMI Pusat dan Provinsi. Dalam forum tersebut, Bamsoet menggarisbawahi pentingnya peran daerah dalam mendukung kompetisi berkelanjutan dan pelatihan atlet. Ia mengungkapkan bahwa hanya sekitar 30 persen atlet balap nasional saat ini berasal dari luar Pulau Jawa, sebuah angka yang ia nilai masih timpang dan memerlukan intervensi dari level daerah.

Dengan terbentuknya IMI daerah, kegiatan seperti latihan, kompetisi lokal, hingga sosialisasi keselamatan berkendara dapat terselenggara lebih efektif. Di sisi lain, komunitas otomotif lokal juga berpotensi tumbuh seiring dengan bertambahnya wadah resmi yang mendukung kegiatan mereka. Menurut Bamsoet, keterlibatan IMI di setiap daerah akan membuka peluang besar bagi atlet untuk naik ke level nasional bahkan internasional.

Bamsoet juga menyoroti peran IMI sebagai penggerak sektor otomotif nasional. Ia menilai olahraga otomotif dapat menjadi pintu masuk untuk pengembangan industri pendukung seperti bengkel, infrastruktur sirkuit, penyedia logistik, hingga sektor pariwisata lokal. Dalam pandangannya, IMI kabupaten/kota dapat memantik kehadiran investasi sekaligus menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.

“Olahraga otomotif punya daya dorong ekonomi. Ketika kegiatan balap rutin digelar, efeknya terasa hingga ke sektor pendukung. Ini artinya, IMI bukan hanya soal hobi atau prestasi, tapi juga soal kontribusi nyata terhadap perekonomian daerah,” ujar Bamsoet.

Melalui Rapat Pleno ini, IMI menetapkan komitmen untuk menuntaskan pembentukan kepengurusan di seluruh kabupaten/kota yang belum terjangkau. Bamsoet berharap pengurus provinsi dapat menjadi motor penggerak dalam memastikan terwujudnya organisasi yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak luas bagi masyarakat. (#)

error: Content is protected !!