Jakarta, KARONESIA.COM | Kasus keracunan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) memunculkan sorotan serius terhadap tata kelola dapur dan sumber daya manusia di lapangan. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyampaikan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa sebagian besar insiden terjadi pada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru terbentuk, karena petugasnya masih minim pengalaman.
Dalam laporannya, Dadan menjelaskan saat ini terdapat 9.615 SPPG yang beroperasi dengan jangkauan sekitar 31 juta penerima manfaat. Namun, seiring percepatan pembentukan unit layanan, kualitas pengawasan belum sepenuhnya merata. Data BGN mencatat, pada periode 6 Januari–31 Juli 2025, terdapat 24 kasus keracunan dari 2.391 SPPG yang berjalan. Angka itu meningkat pada periode 1 Agustus–27 September 2025, ketika 7.244 SPPG tambahan dibentuk, dengan 47 kasus keracunan yang dilaporkan.
“Mayoritas kejadian muncul di dapur baru yang memang SDM-nya masih butuh jam terbang. Di samping itu, faktor lain seperti kualitas bahan baku, kondisi air, hingga pelanggaran SOP juga berkontribusi,” kata Dadan dalam pertemuan dengan Presiden di Jakarta, dikutip dari sejumlah media nasional.
Menanggapi paparan tersebut, Prabowo langsung memerintahkan evaluasi menyeluruh. Ia meminta dapur MBG dilengkapi koki terlatih, alat rapid test untuk mengecek kualitas makanan, hingga filter air agar kebersihan tetap terjaga. Presiden juga menginstruksikan pemasangan CCTV di setiap dapur SPPG yang terkoneksi langsung dengan pusat pengawasan, sebagai langkah preventif dan penegakan standar mutu.
Program MBG menjadi salah satu prioritas pemerintahan Prabowo karena menyasar kelompok pelajar dan masyarakat rentan. Namun, maraknya kasus keracunan sejak awal 2025 menimbulkan kekhawatiran publik. Pemerintah berharap dengan perbaikan manajemen dapur dan penguatan pengawasan, insiden serupa bisa ditekan.
Prabowo menegaskan, ke depan setiap kasus keracunan harus ditangani cepat dengan investigasi menyeluruh agar kepercayaan masyarakat terhadap program MBG tetap terjaga. “Saya ingin semua pihak serius, ini menyangkut masa depan generasi muda kita,” ujarnya.(*)

Editor: Redaksi
© KARONESIA 2025
Link: https://karonesia.com/nasional/keracunan-program-mbg-bgn-akui-sdm-minim-jam-terbang-prabowo-instruksikan-evaluasi-total/