Iklan Karonesia

Halal Bihalal Alumni UNPAD,Bamsoet Dukung Prabowo Bentuk 80 Ribu Koperasi

“Koperasi Merah Putih bukan hanya soal ekonomi, tapi juga soal membangun solidaritas dan daya saing desa.”

KARONESIACom._20250416_232415_000

Insert. Bambang Soesatyo dalam acara Halal Bihalal Alumni UNPAD di Jakarta.

Avatar Adm

Karonesia.com | Editor: Lingga
Copyright © KARONESIA 2025

Jakarta (KARONESIA.COM) – Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Bumi Alumni Universitas Padjadjaran (PBA UNPAD), Bambang Soesatyo, mendukung penuh langkah Presiden Prabowo Subianto dalam membentuk 80 ribu Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia. Program ini diyakini dapat menjadi lokomotif kemandirian ekonomi desa dan bagian dari strategi nasional menuju Indonesia Emas 2045.

Bamsoet menilai inisiatif tersebut sebagai langkah strategis pemerintah dalam memperkuat ekonomi berbasis kerakyatan. Ia menyebut Koperasi Merah Putih tidak hanya berfungsi sebagai badan usaha, tetapi juga sebagai pusat aktivitas sosial yang mampu mendorong masyarakat desa menjadi lebih berdaya dan mandiri.

“Dengan dukungan pemerintah pusat, daerah, dan partisipasi aktif masyarakat, koperasi ini bisa menjadi pilar penggerak kemandirian ekonomi nasional,” ujar Bamsoet dalam acara Halal Bihalal Perkumpulan Alumni UNPAD di Jakarta, Rabu (16/4/2025), seperti dikutip dari laporan resmi PBA UNPAD.

Koperasi Merah Putih dirancang untuk menyediakan berbagai layanan yang menjawab kebutuhan dasar masyarakat desa. Layanan tersebut mencakup distribusi sembako dengan harga terjangkau, fasilitas simpan pinjam, klinik kesehatan desa, hingga apotek rakyat. Bamsoet juga menekankan pentingnya cold storage untuk hasil pertanian dan perikanan, guna mencegah kerugian pasca panen.

Ia menjelaskan, sistem distribusi logistik yang efektif akan menjadi tulang punggung dalam menjamin efisiensi pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Selain itu, koperasi juga diharapkan menjadi wadah kolaborasi dan pertukaran pengetahuan antarwarga.

Dari sisi pendanaan, koperasi ini akan ditopang oleh sumber pembiayaan yang berasal dari APBN, APBD, Dana Desa, serta skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari bank-bank milik negara. Desa yang aktif membentuk koperasi akan memperoleh insentif tambahan melalui APBDes.

Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di pedesaan masih mencapai 11,34% atau sekitar 13 juta jiwa per 2024. Bamsoet berharap kehadiran koperasi tersebut bisa menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan warga, dan memperkecil kesenjangan ekonomi antara desa dan kota.

Selain fungsi ekonomi, koperasi ini juga diharapkan memperkuat jaringan sosial masyarakat. Bamsoet meyakini koperasi dapat mendorong semangat gotong royong, kebersamaan, serta menciptakan ruang interaksi yang produktif di tengah masyarakat.

Ia menambahkan bahwa koperasi Merah Putih akan sangat relevan dalam menghadapi dinamika ekonomi global. Pemanfaatan teknologi, tata kelola yang transparan, serta pendekatan inovatif diyakini mampu menjadikan koperasi sebagai institusi yang adaptif dan kompetitif.

“Partisipasi aktif masyarakat desa dalam merancang dan mengelola koperasi akan menjadi kunci keberhasilan program ini,” pungkas Bamsoet. (#)

error: Content is protected !!