Jakarta (KARONESIA.COM) – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan bahwa pemerintahannya akan memberlakukan tarif sebesar 25% terhadap semua impor baja dan aluminium, termasuk dari Kanada dan Meksiko. Kebijakan ini diumumkan dalam perjalanan Trump menggunakan Air Force One menuju New Orleans pada Minggu (9/2), seperti dilaporkan oleh Associated Press (AP).
“Setiap baja yang masuk ke Amerika Serikat akan dikenakan tarif 25%,” kata Trump kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan. Saat ditanya mengenai aluminium, ia menegaskan bahwa produk tersebut juga akan dikenakan tarif serupa.
Selain itu, Trump menyebutkan rencana penerapan “tarif timbal balik”, yang kemungkinan akan diumumkan pada Selasa atau Rabu. Kebijakan ini memungkinkan AS untuk mengenakan tarif terhadap negara-negara yang sebelumnya membebankan pajak tinggi terhadap produk Amerika.
“Jika mereka mengenakan tarif 130% kepada kami dan kami tidak mengenakan apa pun kepada mereka, itu tidak akan dibiarkan begitu saja,” ujar Trump, seperti dikutip dari AP.
Pasar Keuangan Bereaksi Negatif
Pengumuman ini langsung berdampak pada pasar keuangan AS. Pada Jumat (7/2), indeks saham mengalami penurunan setelah Trump pertama kali menyampaikan rencana tarif impor ini. AP melaporkan bahwa kepercayaan konsumen juga turun, dengan banyak responden survei menyebut kebijakan tarif sebagai faktor utama kekhawatiran mereka.
Menurut survei University of Michigan, masyarakat AS memperkirakan inflasi akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang sebagai dampak dari tarif impor baru ini. Para analis memperingatkan bahwa kebijakan Trump bisa mendorong kenaikan harga barang konsumsi, yang berpotensi memperburuk tekanan inflasi.
Tarif Impor untuk Paket Kecil Ditunda
Di sisi lain, Trump mengindikasikan penundaan penerapan tarif pada jutaan paket kecil yang sering berasal dari China, terutama dari perusahaan seperti Temu dan Shein. Paket-paket kecil ini sebelumnya dikecualikan dari bea impor.
Trump menyatakan bahwa tarif untuk kategori ini akan tetap diberlakukan, tetapi ditunda hingga petugas bea cukai menemukan mekanisme yang lebih efektif untuk pemungutan pajaknya.
Langkah terbaru Trump ini dinilai sebagai strategi menjelang pemilu, dengan menargetkan kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis. Namun, para ekonom memperingatkan bahwa penerapan tarif secara luas dapat berdampak negatif terhadap daya beli konsumen dan stabilitas ekonomi AS ke depan. (@2025)