Jakarta, KARONESIA | Kejaksaan Agung kembali menajamkan penyelidikan kasus korupsi digitalisasi pendidikan. Empat saksi dipanggil untuk memperkuat bukti hukum.
Pemeriksaan dilakukan oleh tim penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, Selasa (9/9/2025), di Gedung Bundar Kejagung, Jakarta.
Empat saksi yang diperiksa berasal dari kalangan korporasi. Mereka adalah AK, manajer sales PT Aneka Sakti Bakti (ASABA).
Selain itu, LSL, konsultan spesialis PT Tera Data Indonesia Tbk, turut diperiksa. Penyidik juga memanggil KM, presiden direktur PT Global Digital Niaga.
Nama terakhir, ANW, direktur PT Tritunggal Jaya Komputindo, juga hadir dalam pemeriksaan. Seluruhnya didalami terkait peran dalam proyek digitalisasi pendidikan.
Kasus ini menyeret tersangka MUL yang diduga memiliki peran sentral. Penyidik menilai keempat saksi dapat membuka keterlibatan lebih luas.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Anang Supriatna, menegaskan pemeriksaan saksi krusial untuk melengkapi berkas perkara.
“Langkah ini bertujuan memperkuat pembuktian dan mempercepat proses hukum,” kata Anang di Jakarta, Selasa (9/9/2025).
Program digitalisasi pendidikan yang dijalankan Kemendikbudristek pada 2019 hingga 2022 semula digadang-gadang sebagai lompatan teknologi.
Namun, di balik tujuan mulia itu, muncul dugaan praktik korupsi yang merugikan negara. Dugaan tersebut kini memasuki tahap serius di Kejagung. Pemeriksaan saksi korporasi penting, sebab, relasi bisnis dalam proyek besar pendidikan biasanya menyimpan aliran dana mencurigakan.
Di sisi lain, kasus ini menjadi ujian bagi pemerintah dalam mewujudkan transparansi penggunaan anggaran pendidikan.
Dengan demikian, publik menunggu sejauh mana Kejagung mampu menuntaskan kasus yang menyentuh sektor vital pendidikan nasional.

Editor: Lingga
© KARONESIA 2025
Link: https://karonesia.com/hukum/korupsi-digitalisasi-pendidikan-jejak-baru-dari-empat-saksi/