Home » Berita » Terima INAmikro, Bamsoet Dorong Perdagangan Karbon Indonesia ke Pasar Global

Terima INAmikro, Bamsoet Dorong Perdagangan Karbon Indonesia ke Pasar Global

Jakarta (KARONESIA.COM) – Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet), menegaskan bahwa perdagangan karbon di Indonesia memiliki potensi besar, tidak hanya sebagai instrumen pengurangan emisi gas rumah kaca, tetapi juga sebagai peluang ekonomi. Saat menerima perwakilan INAmikro dan Bright Star Capital Indonesia di Jakarta, Minggu (16/3/2025), Bamsoet menekankan pentingnya sistem perdagangan karbon yang transparan dan terstandarisasi agar Indonesia dapat bersaing di pasar global.

“Dengan dukungan regulasi yang tepat dan adopsi teknologi inovatif seperti blockchain, Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) dapat menghubungkan pasar lokal dengan pasar internasional. Namun, untuk mengoptimalkannya, diperlukan penyesuaian regulasi serta peningkatan kualitas proyek karbon,” ujar Bamsoet.

Baca Juga :  Kodim 0507/Bekasi Gunakan Maung: Patroli Pengamanan Ramadhan

Sejak diluncurkan, IDX Carbon menunjukkan pertumbuhan signifikan. Hingga Januari 2025, volume perdagangan karbon mencapai 1,13 juta ton CO₂ ekuivalen dengan nilai transaksi Rp 58,86 miliar. Partisipasi pasar juga meningkat dari 16 pengguna jasa menjadi 104 pengguna.

Indonesia telah mengambil langkah progresif dalam perdagangan karbon dengan regulasi yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) serta Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 14 Tahun 2023 (POJK 14/2023). Selain itu, Indonesia telah meratifikasi berbagai perjanjian internasional, seperti UNFCCC, Protokol Kyoto, dan Paris Agreement.

Presiden Prabowo Subianto juga merancang peluncuran dana ekonomi hijau dengan menjual kredit emisi karbon dari proyek konservasi hutan, reforestasi, serta rehabilitasi lahan gambut dan mangrove, dengan target mencapai USD 65 miliar hingga 2028.

Baca Juga :  Bertemu Jenderal Wiranto, Bamsoet Tegaskan Pentingnya Persatuan Bangsa

“Perdagangan karbon menawarkan peluang ekonomi yang besar bagi Indonesia. Jika kita bisa mengikuti sistem Perdagangan Karbon Uni Eropa (EU ETS), bukan tidak mungkin Indonesia menjadi pusat perdagangan karbon di kawasan Asia,” tambah Bamsoet.

Dengan regulasi yang semakin kuat dan mekanisme perdagangan karbon yang berkembang, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadikan ekonomi hijau sebagai masa depan investasi dan keberlanjutan. (@2025)