Kisah Inspiratif Letda Isdayun, Mengubah Tanah Kering Jadi Harapan

Magetan, KARONESIA.COM | Senja turun di Desa Setren, Kecamatan Bendo, Magetan. Angin kering berembus lembut, sementara tanah retak menunggu sentuhan air hujan. Di tengah suasana itu, Letda Cke Isdayun, seorang perwira TNI AD yang menjabat sebagai Paur Produk Penrem 081/DSJ, baru memulai pekerjaan keduanya.

Usai melepas seragam dinas, ia mengganti pakaian dan memanggul alat semprot pertanian. Dengan langkah mantap, ia menuju lahan keluarga seluas 1,5 hektare. Lahan itu menjadi tempatnya menanam harapan, bukan hanya untuk pangan, tetapi juga masa depan keluarga.

“Dulunya lahan ini saya tanami bayam, kangkung, terong, hingga tebu. Kemarin tebu sudah dipanen, sekarang sedang kami olah lagi untuk ditanami tebu,” kata Isdayun, Rabu (24/9/2025).

Namun, musim kemarau membawa tantangan besar. Air sulit didapat, dan sayuran tidak bisa tumbuh optimal. “Kalau sudah kemarau, hanya ubi jalar yang bisa ditanam. Karena pengairannya di sini hanya mengandalkan hujan,” ujarnya.

Meski hasil panen tidak selalu melimpah, Isdayun tetap bersyukur. Baginya, kerja keras itu mendatangkan rezeki tambahan. “Alhamdulillah, selain bisa memenuhi kebutuhan dapur, sisanya bisa dijual. Nilainya memang tidak besar, tapi cukup menambah penghasilan keluarga,” ucapnya dengan rendah hati.

Danrem 081/DSJ Kolonel Arm Untoro Hariyanto menilai langkah Isdayun mencerminkan semangat TNI dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Ia menegaskan bahwa TNI berkomitmen mendampingi petani sekaligus menyiapkan sarana pendukung seperti pipanisasi dan pompanisasi untuk membantu pengairan.

Menurutnya, TNI juga mendorong peningkatan luas tambah tanam (LTT) dan indeks pertanaman (IP) untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian. “Apa yang dilakukan Letda Isdayun adalah bukti nyata. Selama ada kemauan dan kerja keras, sekecil apa pun itu, akan memberi manfaat dan dampak positif,” tegas Untoro.

Di balik kesederhanaan sikapnya, Isdayun menunjukkan pengabdian prajurit TNI dalam wujud berbeda. Tidak hanya melalui senjata, tetapi juga lewat cangkul, bibit, dan ketulusan hati. Kisahnya menjadi contoh bahwa ketahanan pangan lahir dari kerja nyata di ladang, bahkan dari tanah yang kering sekalipun.(*)

Editor: Lingga
© KARONESIA 2025