TMMD Kodim 0716/Demak: Antara Harapan Besar dan Tantangan di Desa Bandungrejo
“Harapannya agar Desa Bandungrejo dapat lebih maju dan memiliki fasilitas yang sama dengan desa lainnya,” kata Maryoto.

Demak (KARONESIA.COM) – Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-123 yang digelar Kodim 0716/Demak di Desa Bandungrejo membawa harapan baru bagi masyarakat. Infrastruktur desa yang selama ini terbengkalai kini mulai dibangun secara masif. Namun, di balik semangat gotong royong warga dan TNI, terselip tantangan yang masih menjadi pekerjaan rumah.
Sejak dimulai awal Februari lalu, TMMD ini menargetkan beberapa proyek fisik utama, termasuk pengecoran jalan beton sepanjang 642 meter, pembangunan empat titik gorong-gorong, pembuatan saluran air dan talud, serta peningkatan jembatan di dua titik. Selain itu, ada juga rehabilitasi empat rumah tidak layak huni (RTLH), pembuatan sumur bor, renovasi lantai taman kanak-kanak (TK), pembangunan bak penyaringan air bersih, serta penanaman 300 batang pohon.
Letkol Kav Maryoto, Komandan Kodim 0716/Demak, menegaskan bahwa program TMMD bukan sekadar proyek fisik, tetapi juga bagian dari pemerataan pembangunan di wilayah Kabupaten Demak.
“Harapannya agar Desa Bandungrejo dapat lebih maju dan memiliki fasilitas yang sama dengan desa lainnya,” kata Maryoto, Senin (24/2/2025).
Namun, pelaksanaan TMMD bukan tanpa tantangan. Infrastruktur yang masih minim menyulitkan pengangkutan material, terlebih kondisi cuaca yang kerap berubah membuat pengerjaan jalan terkendala. Warga Bandungrejo, Suparman (47), mengungkapkan bahwa meskipun pembangunan ini sangat dibutuhkan, akses desa yang jauh dari jalur utama sering memperlambat pengiriman bahan bangunan.
“Kadang material telat datang karena akses jalan yang masih susah. Tapi kami tetap semangat membantu karena ini untuk desa kami juga,” ujar Suparman.
Pemerintah daerah pun menyadari kendala ini. Kepala Dinas PUPR Kabupaten Demak, Haryono, menyebut TMMD sebagai solusi cepat bagi desa-desa yang selama ini sulit mendapatkan perhatian. Namun, menurutnya, keberlanjutan proyek ini perlu dipastikan setelah TMMD selesai.
“Kami tentu mengapresiasi keterlibatan TNI, tapi setelah proyek selesai, perawatan dan pemanfaatan fasilitas ini harus benar-benar diperhatikan,” ujarnya.
Program TMMD juga mempertegas Kemanunggalan TNI-Rakyat, memperlihatkan bagaimana TNI tidak hanya berperan dalam pertahanan negara, tetapi juga dalam percepatan pembangunan desa. Meski masih ada kendala di lapangan, partisipasi aktif masyarakat menjadi modal utama untuk menyukseskan program ini.
Pekerjaan masih panjang, dan target penyelesaian pada 20 Maret 2025 menjadi tantangan tersendiri. Apakah pembangunan ini akan benar-benar membawa perubahan jangka panjang bagi Desa Bandungrejo? Jawabannya ada pada komitmen semua pihak, tidak hanya saat TMMD berlangsung, tetapi juga setelah proyek ini rampung. (@2025)
Tags: